AWAN
Angin membangunkan tidur siang
Awan. Awan terjaga dan langsung bertanya untuk apa Angin membangunkan dirinya yang
sedang tidur terlelap. Angin tersenyum dan kemudian berkata pada Awan bahwa, ia
ingin membawa Awan pergi ke tempat tanah gersang di bukit sana. Ia meminta
bantuan Awan untuk menurunkan rintik-rintik hujan di atas tanah gersang. Namun
sayang, dengan angkuhnya Awan menolak.
“Awan, kenapa kau tak ingin kuajak
ketempat tanah gersang?” Tanya Angin yang berhenti bertiup.
“Aku tak ingin air yang aku punya,
kuberikan pada tanah jelek itu!”seru Awan dengan sombong.
“Jangan begitu, Awan. Bantulah
tanah gersang itu. Banyak sekali tumbuhan yang mati karena kau tak mau
memberinya air.”
“Apa? Jadi kau menyalahkanku?
Sudahlah kau pergi saja!” Awan mengusir Angin untuk segera pergi meninggalkan
dirinya.
Awan sombong itu merasa dirinya
sangat dibutuhkan oleh semua temannya. Namun, ia dengan sombong tak mau
membantu temannya yang sedang kesusahan. Berkali-kali Angin menemui Awan untuk
membantu tanah gersang. Akan tetapi usaha yang dilakukan sang Angin tak
membuahkan hasil apa-apa.
Hari terus berlalu, Awan masih
menolak ajakan Angin untuk membantu tanah gersang itu. Namun, suatu ketika,
Awan merasakan kepanasan pada dirinya. Ia merasa terik matahari menggigitnya
dengan sangat menyakitkan. Sediki demi sedikit tubuh Awan semakin
mengecil.
“Bumi sudah tak memiliki
tumbuh-tumbuhan hijau di atasnya. Jangan salahkan aku jika sinarku semakin
menyakitimu. Salahmu yang tak mau menurukan hujan untuk tanah gersang.
Kamu hanya merasa dirimulah yang sangat dipentingkan oleh orang lain. Padahal,
kamu pun juga membutuhkan orang lain. Air yang berada dalam tubuhmu akan
menghidupkan tumbuhan diatas tanah gersang itu. Dengan begitu bumi akan menjadi
sejuk dan sinarku takkan menyakitimu.”
Mendengar penjelasan dari
Matahari, Awan memanggil Angin untuk segera membawanya ketempat tanah gersang
itu berada. Ia sadar, bahwa ia juga sangat membutuhkan orang lain untuk
hidup.
Semenjak Awan membantu tanah
gersang itu, pohon-pohon yang awalnya mati kembali tumbuh dengan daun-daunnya
yang hijau. Dan semenjak itu pula, sinar matahari tak pernah lagi menggigit
Awan yang sedang terlelap tidur.
“Setiap orang pasti
membutuhkan bantuan orang lain”
200315
U.P