Pages

Jumat, 20 Maret 2015

Cerita untuk Adik



        
                              

AWAN
Angin membangunkan tidur siang Awan. Awan terjaga dan langsung bertanya untuk apa Angin membangunkan dirinya yang sedang tidur terlelap. Angin tersenyum dan kemudian berkata pada Awan bahwa, ia ingin membawa Awan pergi ke tempat tanah gersang di bukit sana. Ia meminta bantuan Awan untuk menurunkan rintik-rintik hujan di atas tanah gersang. Namun sayang, dengan angkuhnya Awan menolak.
“Awan, kenapa kau tak ingin kuajak ketempat tanah gersang?” Tanya Angin yang berhenti bertiup.
“Aku tak ingin air yang aku punya, kuberikan pada tanah jelek itu!”seru Awan dengan sombong.
“Jangan begitu, Awan. Bantulah tanah gersang itu. Banyak sekali tumbuhan yang mati karena kau tak mau memberinya air.”
“Apa? Jadi kau menyalahkanku? Sudahlah kau pergi saja!” Awan mengusir Angin untuk segera pergi meninggalkan dirinya.
Awan sombong itu merasa dirinya sangat dibutuhkan oleh semua temannya. Namun, ia dengan sombong tak mau membantu temannya yang sedang kesusahan. Berkali-kali Angin menemui Awan untuk membantu tanah gersang. Akan tetapi usaha yang dilakukan sang Angin tak membuahkan hasil apa-apa.
Hari terus berlalu, Awan masih menolak ajakan Angin untuk membantu tanah gersang itu. Namun, suatu ketika, Awan merasakan kepanasan pada dirinya. Ia merasa terik matahari menggigitnya dengan sangat menyakitkan. Sediki demi sedikit tubuh Awan semakin mengecil. 
“Matahari, kenapa sinarmu begitu menyakiti tubuhku?” Tanya Awan dengan geram.
“Bumi sudah tak memiliki tumbuh-tumbuhan hijau di atasnya. Jangan salahkan aku jika sinarku semakin menyakitimu. Salahmu  yang tak mau menurukan hujan untuk tanah gersang. Kamu hanya merasa dirimulah yang sangat dipentingkan oleh orang lain. Padahal, kamu pun juga membutuhkan orang lain. Air yang berada dalam tubuhmu akan menghidupkan tumbuhan diatas tanah gersang itu. Dengan begitu bumi akan menjadi sejuk dan sinarku takkan menyakitimu.”
Mendengar penjelasan dari Matahari, Awan memanggil Angin untuk segera membawanya ketempat tanah gersang itu berada. Ia sadar, bahwa ia juga sangat membutuhkan orang lain untuk hidup. 
Semenjak Awan membantu tanah gersang itu, pohon-pohon yang awalnya mati kembali tumbuh dengan daun-daunnya yang hijau. Dan semenjak itu pula, sinar matahari tak pernah lagi menggigit Awan yang sedang terlelap tidur.

“Setiap orang pasti membutuhkan bantuan orang lain”


   200315        
U.P