Pages

Selasa, 23 Desember 2014

MY NOTES

AKU DAN KENANGAN


***

Lagi-lagi yang kulihat terekam didalam otak. Aku ingin menghapusnya, tapi ternyata, otak itu lebih cepat menyimpannya. Mungkin saat ini yang ingin aku hapus akan hilang, namun sebenarnya itu takkan terhapus. Ia akan kembali lagi ketika aku mengalami suatu hal yang hampir sama dengan peristiwa itu. Seandainya aku bisa seperti  Dumbledore, yang bisa mengambil sebagian memori yang tak ingin ia ingat. Pasti akan aku lakukan juga. 

Tapi kali ini aku berfikir ulang kembali… 

Seandainya, aku bisa menghapus peristiwa yang tersimpan dibawah alam sadarku. Mungkin, aku bertanya-tanya atau mungkin aku akan merasa kebingungan untuk mengatasi masalah yang hampir sama dengan masalah yang aku hadapi saat itu. Terus aku takkan bisa mengoreksi diri?  Ya, sesuatu yang terjadi dimasa lalu itu adalah pembelajaran bagiku. Menyesalinya, mungkin iya. Tapi, cobalah untuk berusaha memperbaikinya. 

***
Dan hal itu benar-benar terjadi. Terimakasih,, seandainya aku benar-benar menghapusnya aku takkan tau apa yang harus aku perbaiki dari hidupku ini....


#Just--Notes

Senin, 24 November 2014

Happy Teacher's Day


Minggu, 23 November 2014

CERITA ANAK




APEL MERAH 

Satu apel merah jatuh dari pohonnya.  Ia sempat meringis karena kesakitan. Beberapa temannya yang masih bergelantungan di pohonnya, menertawakannya. Si Apel merah itu hanya diam membiarkan mereka tertawa. Dalam diamnya, Si apel merah terlihat kesal dengan perlakuan temannya. Dengan wajah cemberut ia meggoyang-goyangkan tubuhnya hingga sampai di batang pohon apel yang berdiri tegak disampingnya. Ia tetap menggerutu.
“Kenapa aku harus jatuh sekarang? Padahal aku masih ingin menikmati terik hangat matahari diatas sana,” gerutunya sambil melihat kearah teman-temannya.
 Dua hari berlalu. Si apel merah masih berada disamping batang pohon apel yang besar. Tiba-tiba segerombolan burung kacer dari arah utara. Mereka mendekati pohon apel dan mulai mematuki apel-apel merah yang bergelatungan. Apel-apel merah itu berteriak kesakitan.
Apel merah yang jatuh itu kini sadar. Ternyata ada hikmahnya dia jatuh terlebih dahulu. Karena dia terjatuh, maka burung-burung Kacer itu tak dapat mematuki tubuhnya.

Ada hikmah dibalik semua yang terjadi pada kita…

Salatiga, 24 November 2014

Kamis, 13 November 2014

SS - 237



Selembar Daun Talas

Selembar daun talas
ku tulis namamu disana
karena air takkan berani menghapusnya
atau bahkan merusaknya

Selembar daun talas
ku tulis pula sebuah pertanyaan;
bagaimana kabar gerangan?
masihkah rasa tersamakan?

Selembar daun talas
adalah sebuah lambang kerinduanku
terombang dalam aliran pilu
karena lama tak berjumpa denganmu

Selembar daun talas
ku alirkan di sungai ciamis
agar perasaan tak pernah habis
walau waktu terus terkikis


Kalibening, 05 November 2014

Rabu, 12 November 2014

FABEL


SADOO si KELINCI PUTIH

 Sadoo adalah kelinci cantik, dia mempunyai bulu yang berwarna putih. Pagi ini, Sadoo berniat untuk berkunjung kerumah Lala, si kura-kura kecil yang memiliki tempurung yang berwarna hijau bergaris-garis kuning. Sesampainya dirumah Lala, Sadoo mengetok pintu. Namun si pemilik rumah tidak segera membukakan pintu. Sidoo pun mengetuk pintunya kembali hingga tiga kali. Tiba-tiba pintu kayu itu terbuka. Dari arah dalam terlihat Lala yang sedang berjalan dengan lambat sekali. Lala sepertinya sedang sakit.
     "Lala, kamu kenapa?" Sadoo membungkuk hingga melihat jelas wajah Lala yang sepertinya benar-benar sakit.
     "Aku sedang tidak enak badan Sadoo," keluh Lala dengan sedikit meringis.
     "Wah, bagaimana jika aku antar ke rumah dokter Wansa?" ajak Sadoo. Dokter Wansa adalah si sapi betina yang sering membantu hewan yang sedang sakit.
     "Tapi Doo, rumah dokter Wansa jauh sekali. Bagaimana aku bisa sampai dengan cepat kesana? Apalagi jalanku lambat sekali," Lala terlihat sedih.
     "Tenang saja Lala, aku kan bisa berlari dengan cepat! Kau bisa aku gendong," kata Sadoo.
     "Tapi Doo, nanti kamu bisa capek menggendongku sejauh itu?."
     "Ah, tenang saja. Kalau capek nanti kita bisa istirahat dulu. Lagian mana mungkin aku tega membiarkan temanku sakit seperti itu," kata Sadoo tulus.
     "Kalau begitu ayo kita kerumah dokter Wansa."
     Akhirnya Lala dan Sadoo pergi kerumah dokter Wansa. Seperti yang mereka sepakati, Sadoo akan menggendong Lala. Saat Sadoo kelelahan, mereka beristirahat dibawah pohon yang rindang. Dan mereka pun melanjutkan perjalannya kerumah dokter Wansa.
     Akhirnya Sadoo dan Lala sudah sampai di rumah dokter Wansa. Lala pun diperiksa dan diberi obat oleh dokter Wansa.
     Keesokan harinya, Lala pun sembuh.
     "Sadoo, terimakasih ya sudah membantuku. Akhirnya aku sembuh," ucap Lala pada Sadoo.
     "Sama-sama Lala," Sadoo tersenyum tulus.
     "Oh iya ini wortel untukmu," Lala memberikan satu keranjang wartel pada Sadoo.
     "Ini terlalu banyak Lala."
     "Sudah ambil saja, anggap saja itu adalah imbalan untuk ketulusanmu membantuku. Kau teman yang baik Sadoo dan kau pantas memiliki semua wortel itu."
     Sekali lagi Sadoo mengucapkan terima kasih kepada Lala.

"Membantu teman yang kesusahan adalah perilaku yang terpuji. Jadi jangan sungkan-sungkan untuk membantu ya kawan.."

Rabu, 29 Oktober 2014

JUst Write..




DREAMS



Mimpi, mimpi
jika aku berkata bintang, disana ada bulan
malam takkan gelap
ketika bulan dan bintang itu ada

Mimpi, mimpi
ya, mimpi itu akan gelap
ketika ia tak memiliki cahaya
usaha, itulah sang bulan bintangnya

Hanya duduk memangku dagu?
berangan tanpa sebuah usaha?
mimpi itu akan seperti debu yang tertiup angin
dia akan hilang;
hilang, hilang, hilang
…….

          Sahabat blogger.. mimpi sering kita sebut dengan cita-cita, dan semua orang pasti pernah bermimpi, kan?. Tak terkecuali dirimu dan juga aku. Bermimpi untuk menjadikan hidup kita lebih baik kedepannya.. Hmm bercita-cita menjadi pilot misalnya, atau pengen jadi pemain sepak bola terkenal. Semuanya butuh PROSES… tidak bisa hanya dengan mengucapkan BIMSALABIM AVRAKADAVRA. 


          Oh ya.. bulan lalu aku bertemu dengan seorang pelukis hebat. Tapi maaf aku nggak bisa nyebutin namanya. Waktu itu kita sedang bercerita, entah bagaimana ceritanya, topik cerita kita sampai ke pembahasan mimpi/cita-cita. 


Dia berkata,”aku bisa jadi seorang pelukis seperti ini karena dulu aku membakar setumpuk mimpi-mimpiku.” Pernyataannya membuat aku dan temanku yang juga ikut ngumpul pada saat itu, kaget. 

          “Mengapa?.”


“Bermimpi memang tak salah. Tapi, apa guna menumpuk mimpi yang kita sendiri tidak bisa melakukannya. Lakukan dulu apa yang ada didepanmu dan tekunilah,” jelasnya.


          Nah itu sih pendapat bapak pelukis itu. Namun itu juga menjadi point penting untuk kita sahabat blogger.. 


Banyak bermimpi tapi tak ada satupun dari mimpi itu yang dapat kita lakukan, yah tidak ada gunanya juga. Satu mimpi tapi kita berusaha untuk mewujudkannya, itu akan lebih baik daripada sejuta mimpi yang tidak kita tekuni satupun darinya.


Bermimpi, Berusaha, Tekunilah!!!
           

Ulya-Potter