Pages

Jumat, 24 Oktober 2014

DENGARKAN PENJELASANKU

(2) SUDAH JELAS

     Rama masih menatap gadis didepannya dengan lekat. Kemudian ia menutup matanya untuk beberapa detik, menghirup nafas dan menghembuskannya perlahan. Ia harus membuat Ezy percaya apa yang sebenarnya terjadi padanya dua tahun yang lalu. Gadis itu diam menatap kaki kecilnya yang saat ini berusaha untuk pergi meninggalkan laki-laki yang mencengkram erat lengannya. Namun, entah mengapa ada sesuatu yang membuatnya diam hingga tak bisa untuk melangkahkannya.
     "Ayahku meninggalkan banyak hutang semenjak kepergiannya. Ibu dan aku baru tahu ketika  konglongmerat itu menagihnya. Dan kamu tau, ayah menjadikan aku sebagai jaminannya. Putri konglomerat itu menyukaiku, dan dialah salah satu alasan mengapa akulah yang menjadi jaminannya. Putrinya menginginkan aku untuk menjadi kekasihnya,,,,"
     "Dan kau mau begitu saja? bahkan meninggalkan aku yang sedang rapuh? dan jika begitu mengapa kau kembali?" Ezy mendongakkan kepalanya. memberanikan mata coklatnya menatap langsung pada pemilik tatapan tajam itu. Tatapan Rama melemah.
     "Semudah itukah aku melupakanmu yang sangat aku cinta. Seandainya aku mempunyai segunung uang dan tak kulihat tangisan ibu saat itu, aku akan tetap disini bersamamu. Namun sungguh uang membuat cintaku hancur Ezy," Rama melepas lengan Ezy yang digenggamnya sedari tadi.
     "Zy, bisakah kau mempercayai ucapanku? sampai detik ini pun aku masih sangat mencintaimu. Tatap aku!" Rama menarik kembali lengan gadis itu. Namun Ezy memalingkan wajahnya menatap pada jendela yang memperlihatkan birunya langit. Itu tidak mungkin Ezy lakukan. Karena ia tau tatapan Rama akan membuatnya luluh begitu saja.
     "Zy!!" laki-laki berambut agak pirang itu mengangkat paksa dagu gadis didepannya yang masih memalingkan wajah. Berhasil ia membuat Ezy menatap mata hitamnya. Ia mulai melanjutkan ucapannya.
     "Percayalah padaku Zy. Penjelasan yang ku jelaskan tadi adalah kenyataan. Hatiku benar-benar sakit. Dua tahun aku harus meninggalkanmu demi putri konglongmerat itu. Namun tak sedikit pun rasaku padamu meluruh. Mungkin memang, saat ini putri konglomerat itu masih mencintaiku dan tetap memaksaku untuk menjadi kekasihnya. Aku sudah tak tahan Zy dengan kehidupanku yang membuatku jauh darimu."
     Kali ini Ezy menatap lembut pada Rama. Ia melihat kepediahan dalam kornea hitam laki-laki yang dulu pernah menjadi kekasihnya. Ezy menghirup nafas dalam-dalam, "Sebenarnya sulit untukku mempercayai semua yang kau jelaskan. Namun tatapanmu itu membuatku yakin. Ram, bagaimana keadaanmu sekarang? ibumu bagaimana jika kau kembali padaku?."
     "Ibu sudah tau tentang perasaaku padamu. Dan aku tidak peduli dengan perasaan putri konglomerat yang hanya mengandalkan uang untuk mendapatkan cinta. Kamu tenang saja aku sekarang sudah mendapat pekerjaan tetap. Tidakkah kau melihat kamera yang mengalungi leherku?" Rama tersenyum tulus.
     "Anggap saja putri konglomerat itu adalah tembok tipis yang berusaha untuk memisahkan kita. Namun tak berhasil," Rama melanjutkan perkataannya yang terputus dengan sebuah senyuman. "Masih bolehkah aku mengacak-ngacak rambut jelekmu Zy?."
     Ezy mundur beberapa langkah setelah mendengar permintaan Rama, cemberut. Ia pun mengernyitkan dahi, menantang. Rama tersenyum geli melihat ekspresi Ezy, akhirnya tangannya berhasil menggapai rambut Ezy dan mengacak-ngacaknya. Sampai detik ini Rama tak pernah lupa, dulu hampir setiap hari ia mengacak rambut gadis itu. Sedangkan si Ezy...
     "Apaan sih. Sini kamu!" Ezy menarik hidung mancung laki-laki itu tanpa ampun.
     "Auu, sakit!," keluh Rama.
     Ezy menjulurkan lidahnya. Entahlah ia merasa lebih tenang saat Rama mengacak-ngacak rambutnya. Ia memang menyukai tindakan itu, dan Rama juga sering melakukannya dulu. Ah sudahlah, penjelasan dan sikap Rama saat ini sudah menjelaskan semuanya. Ia percaya. Sebuah penjelasan memang untuk didengarkan karena dengan mendengarkannya kita mampu memahaminya dan mengetahui bahwa apa yang kita sangka tak selamanya seperti yang orang lain kira.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar